AlgoritmaNews Adalah Situs Berita Perkembangan Teknologi Terkini Yang Ter Update Setiap Hari | Mulai Dari Berita Teknoligi, Sains, Perbintangan, NASA, Satelit, Tips Trik Mengatasi Masalah Yang Terjadi Pada Prangkat Teknologi dan Masih Banyak Info Menarik Lainya.
Promo Web Hosting 500mb Bw Unlimited Cuma Rp.50rb Untuk 10 Pendaftar Pertama Order disini

Hujan Asam Mustahil dari PLTN

By. AlgoritmaNews - Ledakan di instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi, Jepang, sempat memicu beredarnya kabar bohong, yaitu hujan asam bakal menerjang wilayah searah barat daya Jepang sampai 5.000 kilometer. Kabar bohong teratasi, kekhawatiran lain muncul, yaitu hujan asam menjadi bayang- bayang dilema penutupan PLTN.

Hujan asam adalah hujan dengan keasaman tinggi. Sekilas sama dengan hujan biasa. Yang membedakan, tingginya kandungan asam pada air hujan asam dapat merusak kulit, mematikan tumbuhan, dan menyebabkan logam-logam cepat berkarat.

Secara ekstrem, akumulasi asam tinggi di alam bisa memusnahkan seluruh spesies di sebuah danau.

Ada dua penyebab utama hujan asam, yaitu alami dan ulah manusia. Salah satu penyebab alami adalah letusan gunung berapi. Sementara ulah manusia terkait penggunaan bahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak di dunia industri (pabrik), kendaraan bermotor, hingga pembangkit listrik.

Penjelasannya, hasil pembakaran energi fosil akan menjadi polutan bagi atmosfer. Komposisi polutannya membawa sifat asam yang meliputi asam sulfat, asam nitrat, atau klorida.

Letusan gunung berapi misalnya, yang menimbulkan berbagai komposisi asam di atmosfer. Penggunaan pupuk pertanian juga menimbulkan asam, tetapi persentasenya berbeda-beda.

Berbagai komposisi asam itu penyebab utama pengendapan asam di atmosfer. Secara teknis, pengendapan asam dari atmosfer ke permukaan bumi tak hanya melalui air hujan, tetapi juga melalui salju, kabut, embun, dan aerosol.

Hujan asam biasanya memiliki perbandingan 62 persen asam sulfat, 32 persen asam nitrat, dan 6 persen asam klorida.

Bukan dari PLTN

Menurut Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) As Natio Lasman, hujan asam tidak mungkin terjadi akibat proses reaksi nuklir. Hujan asam juga kecil kemungkinannya akibat ledakan hidrogen di instalasi PLTN Fukushima.

Oleh karena itu, As Natio memastikan bahwa hujan asam sebagai dampak ledakan di instalasi PLTN Fukushima—seperti yang banyak beredar selama ini—sebagai kabar bohong. Ia menduga, informasi hujan asam berkembang pascatindakan darurat pekerja PLTN Fukushima saat mendinginkan reaktor nuklir menggunakan zat boron, yang menghasilkan asam borat.

"Asam borat tidak menyebabkan hujan asam. Asam borat justru baik untuk kulit sehingga banyak digunakan di industri kosmetik," katanya.

Ahli nuklir Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sihana, mengatakan, tidak ada hujan asam yang ditimbulkan dari proses reaksi nuklir. Ledakan dan kebakaran di PLTN Fukushima akibat suhu tinggi dan ledakan hidrogen.

"Kebakaran di unit 4 PLTN Fukushima diperkirakan akibat bocornya refrigerant pendingin tempat penyimpanan limbah bahan bakar nuklir," katanya.

Dilema PLTN

Ledakan di PLTN Fukushima akibat gempa dan tsunami tak dimungkiri menginspirasi publik, seperti di Jerman dan negara lain untuk menekan pemerintahnya agar sesegera mungkin menutup PLTN berisiko.

Para analis karbon di Eropa mulai menimbang dampak penutupan PLTN. Matteo Mazzoni, seorang analis karbon Italy’s Nomisma Energia, seperti dikutip Reuters, Rabu lalu, menyebutkan, ada imbas potensi hujan asam makin besar dari rencana penutupan tujuh PLTN tertua di Jerman pada Juni 2011.

Imbas itu akibat suplai karbon dioksida yang bertambah 8 juta-11 juta ton karbon dioksida dalam sebulan. Alasannya, suplai listrik dari tujuh PLTN tertua di Jerman itu belum memungkinkan diganti semuanya dengan energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Produksi energi terbarukan masih terlampau sedikit. Sejauh ini, energi dari bahan bakar fosil yang dianggap paling memungkinkan. Fakta ini menjadi tantangan dunia.

Di sanalah dilema muncul. Pembangkit listrik berbahan bakar fosil jelas-jelas meningkatkan konsentrasi polutan, yang menjadi penyebab hujan asam.

Di dunia, saat ini setidaknya tercatat ada 437 reaktor nuklir. Potensi bahaya reaktor nuklir memang besar. Namun, dari 437 reaktor itu, sejauh ini hampir semuanya terbukti mampu dikendalikan.

Masyarakat pun menerima banyak manfaat berupa energi listrik dari PLTN, yang jauh lebih murah dibandingkan listrik dari bahan bakar fosil. Di sisi lain, ancaman radiasi nuklir nyata adanya.

Kini, ketika ada keinginan menutup operasional reaktor nuklir, pada saat bersamaan ada ancaman lain, yaitu hujan asam yang bisa jadi bukan lagi kabar bohong.

2 Comments:

Your article made me understand some things.

Pretty! You describe the topic very well. Thanks once again for the push!

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Loading..

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More