Hal ini dilakukan karena banyaknya website yang dianggap berkualitas rendah, tapi malah berada di posisi teratas hasil pencarian. Salah satunya adalah situs eHow.com yang diklaim sebagai 'peternakan konten', yakni situs yang menghasilkan konten murah, berlimpah, namun sebagian besar kontennya tidak berguna.
eHow terus-menerus menduduki peringkat tinggi dalam hasil pencarian. Nah, penerapan rumus pencarian baru ini akan mengoreksi hal itu.
Situs-situs yang memproduksi konten asli ataupun informasi yang dianggap Google berguna dan bernilai tinggi, maka akan mendapatkan peringkat lebih tinggi. Perubahan yang diumumkan tersebut diperkirakan memengaruhi sekitar 12 persen (hampir satu dari setiap delapan) permintaan pencarian di Amerika Serikat (AS). Ke depannya, formula baru ini juga akan diperkenalkan di bagian dunia lain.
Apa sebenarnya yang diubah? Jadi, insinyur di Google melakukan perubahan pada pencarian algoritma ataupun formula pencarian, ratusan kali dalam setahun. Namun, perubahan tersebut begitu minim sehingga sulit disadari. Sebaliknya, perubahan terbaru akan lebih sulit untuk dilewatkan.
"Google akan menyeleksi konten berkualitas tinggi yang dibuat oleh situs di seluruh dunia. Karena kami memiliki tanggung jawab untuk mendukung ekosistem web sehat," tulis Amit Singhal dari Google dan insinyur Matt Cutts dalam postingnya.
"Oleh karena itu, penting bagi situs berkualitas tinggi untuk dihargai dan itulah yang mengubah hal ini," kata dia. Untuk merumuskan cara menilai kualitas konten yang di-posting di sebuah situs, Google menghabiskan hingga satu tahun.
0 Comments:
Post a Comment