AlgoritmaNews Adalah Situs Berita Perkembangan Teknologi Terkini Yang Ter Update Setiap Hari | Mulai Dari Berita Teknoligi, Sains, Perbintangan, NASA, Satelit, Tips Trik Mengatasi Masalah Yang Terjadi Pada Prangkat Teknologi dan Masih Banyak Info Menarik Lainya.
Promo Web Hosting 500mb Bw Unlimited Cuma Rp.50rb Untuk 10 Pendaftar Pertama Order disini

Kemegahan Angkor Wat

By. AlgoritmaNews - BANGUN pagi adalah sebuah siksaan. Tapi, demi menikmati sunrise di Angkor Wat, pagi itu saya bela-belain bangun pukul 04.00 dan langsung mengguyur badan di kamar mandi. Tepat pukul 05.30, bersama dua teman, saya pun berangkat menggunakan tuk-tuk untuk menikmati kemegahan Angkor Wat.

Seorang teman pernah bilang, foto apa pun yang diambil di Angkor Wat hasilnya pasti bagus. Setiap sudut tempat ini menyuguhkan karakter dan keindahan, terutama bagi para penggemar candi bersejarah. Saya pun antusias ketika akhirnya punya kesempatan berkunjung. Perjalanan darat dari Ho Chi Minh City (Vietnam) hingga Siem Riep (Kamboja) selama 12 jam dengan senang hati saya lakoni.

Ketika mencari-cari info tentang Angkor melalui internet, hampir semua tulisan menyarankan kami harus datang ke sana pagi-pagi sekali. Menyambut matahari merayap naik dari balik megahnya Angkot Wat. Itulah sebabnya saya rela bangun pagi-pagi sekali, he-he-he....

Sopir tuk-tuk kami ramah dan menyenangkan. Untunglah berkat obrolan hangatnya di sepanjang perjalanan, rasa kantuk yang tersisa pun menguap. Ternyata bukan cuma kami yang rela berangkat awal ke Angkor. Hal serupa dilakukan puluhan turis lain. Sebagian besar naik tuk-tuk, namun sebagian turis asal Barat lebih suka naik sepeda. Orang Indonesia seperti kami jelas memilih naik tuk-tuk… enggak bikin capek, he-he-he....

Perjalanan dari hotel kami menginap menuju kompleks Angkor hanya memakan waktu sekitar 15 menit. Sampai di loket penjualan tiket, antrean sudah ramai. Untuk menikmati paket seharian penuh di kompleks Angkor, saya harus merogoh kocek sebesar 20 dollar AS. Ada juga paket seharga 40 dollar AS untuk 3 hari atau 60 dollar AS untuk 7 hari. Yang menarik, tiket yang diberikan akan berhias foto diri kita karena setiap orang akan diambil gambarnya di loket pembayaran tiket. Ya, mirip sewaktu berfoto saat membuat SIM atau paspor.

Angkor Wat sebenarnya hanya salah satu bagian dari candi-candi yang terdapat di kompleks Angkor. Tempat megah tersebut dibangun oleh Raja Suryavarman II pada pertengahan abad ke-12. Pada awalnya berfungsi sebagai candi Hindu, namun pada abad ke-13 dialihfungsikan menjadi candi Buddha. Kompleks Angkor Wat sangat besar dan dikelilingi danau buatan manusia yang disebut baray. Jalan masuk ke Angkor Wat cukup jauh, sekitar setengah kilometer. Sopir tuk-tuk hanya boleh menunggu di luar, jadi kami pun harus berjalan kaki. Enggak apa-apalah, sekalian berolahraga.

Sampai di spot yang biasa digunakan untuk melihat matahari terbit, ternyata suasananya sudah ramai. Hampir semua orang bersiap mengabadikan momen matahari terbit dengan kamera di tangan. Kami pun tak mau kalah. Mencari lokasi terbaik demi mendapatkan foto maksimal. Penjual kopi dan teh hangat berseliweran menjajakan dagangan mereka.

Untuk menghangatkan badan, saya pun membeli secangkir teh dengan harga 1 dollar atau sekitar Rp 9.000! Sayangnya, penantian kami pagi itu sia-sia. Matahari sedang enggan keluar dari balik awan. Sempat nongol sih, tapi hanya sekitar 5 menit…ya sudahlah… he-he-he. Kami pun akhirnya melangkahkan kaki ke kompleks candi. Menyerap dan terbius oleh keindahan bangunan megah itu.

1304402179801006569

Turis-turis menunggu sunrise

1304402375349787183

Salah satu sudut Angkor Wat

1304402514956205551

Penduduk lokal

1304402687225725610

Sudut lain Angkor Wat

Selain Angkor Wat, candi yang wajib dikunjungi di kompleks ini adalah Angkor Thom alias Bayon. Jarak satu candi dengan candi lain lumayan jauh. Kalau tak takut capek bisa jalan kaki. Tapi kami jelas lebih suka naik tuk-tuk yang sudah kami sewa. Bangunan Candi Bayon agak-agak mirip dengan Candi Prambanan. Bedanya di puncak candi ada patung wajah manusia yang menghadap ke seluruh penjuru mata angin. Menarik sekali. Puas melihat-lihat dan berfoto narsis, kami pun lanjut ke candi-candi selanjutnya.

13044028121554144447

Candi wajah

13044029292015828844

Bayon

Selain Angkor Wat, candi yang tak kalah beken di kompleks itu adalah Ta Phrom. Sudah pernah menyaksikan film Tomb Raider yang dibintangi Angelina Jolie? Nah, salah satu pengambilan gambarnya dilakukan di candi ini. Bahkan candi ini sering disebut sebagai candi Angelina Jolie. Jelas film Tomb Raider turut berperan besar mendongkrak pamor Ta Phrom.

Ta Phrom sangat unik. Ikonnya adalah pohon-pohon berakar raksasa yang mencengkeram bangunan candi. Waktu pertama kali melihatnya di film rasanya seperti tidak masuk akal. Tapi keajaiban itu memang benar-benar nyata. Luar biasa. Akar-akar pohon itu tampak begitu kokoh dan benar-benar besar. Seolah-olah sengaja menopang candi supaya tidak roboh. Saat di sini, kesempatan berfoto di depan pohon-pohon raksasa itu tidak kami lewatkan. Anggap saja sedang napak tilas shooting Tomb Raider…he-he-he....

13044032031808918946

Candi Angelina Jolie

1304403313303518836

Bersantai sejenak

Saat kami berkunjung ke sana, beberapa bagian candi di Angkor Wat sedang dipugar. Tentu supaya tempat tersebut terjaga kecantikannya. Maklum Angkor Wat adalah ikon atau satu nadi kehidupan Kamboja alias Negeri Khmer ini. Angkor Wat adalah sebuah mesin devisa. Kepopuleran bangunan Buddha tersebut tidak perlu diragukan lagi. Turis dari berbagai belahan dunia terus membanjiri ikon Kamboja itu.

Potensi besar Angkor sebenarnya juga dimiliki Candi Borobudur. Buktinya kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur juga selalu tinggi. Bedanya, Pemerintah Kamboja terkesan lebih serius memajukan mesin devisanya ini. Semua dibuat bersinergi positif, yang bertujuan memanjakan dan memudahkan turis yang datang. Penginapan dan sarana transportasi untuk berkeliling dengan mudah dapat kita jumpai dengan harga miring.

Bayangkan, kami bertiga berhasil mendapat hostel yang murah dan nyaman. Hanya dengan merogoh Rp 40.000 per hari untuk masing-masing orang, kami bisa menikmati fasilitas lengkap. Mulai kamar ber-AC, kamar mandi dengan fasilitas air panas, televisi kabel, kulkas kecil, dan sambungan internet gratis. Kalau mau cari tuk-tuk, bisa langsung pesan di hostel ini. Sarana penunjang seperti inilah yang harus dioptimalkan Pemerintah Indonesia untuk mendongkrak tingkat kunjungan ke Borobudur. Tentunya dibarengi promosi yang serius.

Ada hal menarik lain yang membuat saya suka dengan trip ke Angkor Wat ini. Meskipun tidak berbarengan dengan hari besar agama Buddha, kegiatan peribadatan tampak selalu berlangsung. Ketika hari beranjak siang, penduduk setempat akan berdatangan untuk berdoa. Keberadaan mereka membuat candi itu seperti punya jiwa, tidak terasa kosong dan sepi. Kita juga bisa menyaksikan para pendeta, baik yang sudah dewasa maupun masih remaja, melakukan aktivitasnya. Saya bahkan berhasil memaksa beberapa pendeta remaja berfoto bersama sebagai kenang-kenangan. Dengan malu-malu, mereka pun bersedia memenuhi permintaan saya… he-he-he.

1304403436811180370

Beribadah

13044035281756802975

Bareng penduduk setempat

Rasanya belum puas menikmati kemegahan Angkor dalam waktu singkat itu. Namun waktu tidak bisa diajak berkompromi. Semoga suatu saat nanti saya bisa kembali lagi ke sana.

1304403639199148465

Tuk-tuk

1304403818135296275

Gadis cilik penjual cendera mata

0 Comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Loading..

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More