"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa meditasi selama lebih dari satu jam (80 menit) mampu mengurangi rasa sakit maupun aktivasi otak terkait rasa sakit secara dramatis," cetus Dr Fadel Zeidan sebagaimana dikutip Straits Times.
"Kami menemukan efek signifikan dari meditasi, yaitu berkurangnya intensitas rasa sakit sekira 40 persen serta rasa kurang menyenangkan hingga 57 persen. Meditasi mampu mengurangi rasa sakit lebih besar ketimbang morfin atau obat-obat penghilang sakit lain yang biasanya hanya menghilangkan 25 persen rasa sakit," tambah Zeidan.
Zeidan dan timnya mengamati 15 partisipan yang belum pernah melakukan meditasi sebelumnya. Masing-masing partisipan melakukan empat sesi latihan untuk mengendalikan nafas serta melupakan emosi dan pikiran mereka. Setiap sesi berlangsung selama 20 menit.
Aktivitas otak masing-masing partisipan dimonitor dengan alat MRI khusus yang dinamakan arterial spin labeling magnetic resonance imaging (ASL MRI). Alat ini mampu membaca proses otak dalam durasi yang lebih lama dibandingkan MRI standar.
Ketika menjalankan ASL MRI, kaki kanan partisipan diberikan alat penghantar panas yang bisa memanaskan kulit mereka hingga 48,9 derajat Celcius. Merasakan suhu ini selama lima menit biasanya sudah cukup menyakitkan untuk kebanyakan orang.
Namun ketika mengamati hasil pemindaian setelah meditasi, tim peneliti menemukan bahwa tingkat rasa sakit seluruh partisipan berkurang dari 93 persen menjadi hanya 11 persen.
1 Comments:
Jim it's the end of the world, deal with it!
Post a Comment