Seperti dikutip Straits Times, pesawat luar angkasa, yang lepas landas sesaat sebelum tengah hari yaitu hari Jumat waktu setempat, membawa kru empat astronot AS yang memiliki misi selama 12 hari untuk mengisi kembali persediaannya di laboratorium yang mengorbitkannya.
Pada hari Sabtu, para kru Altantis kembali memeriksa sistem perlindungan termal pada pesawat. Sistem tersebut berfungsi untuk melindungi dari panas yang membakar badan pesawat saat masuk kembali ke atmosfer bumi. Hal ini dilakukan sebagai persiapan akhir sebelum berangkat.
"Anggota kru menggunakan lengan robotik pada pesawat dan 50 kaki dengan panjang 15 meter yang merupakan sistem sensor pengorbit ledakan yang berfungsi untuk melihat dari dekat yaitu dari tepi sayap pesawat dan bagian terdepat yaitu penutup pesawat," ujar NASA dalam pernyataannya.
Kamera di ujung ledakan itu akan mengambil gambar secara close-up dari sistem perlindungan termal, sebagian dibuat dari bahan komposit yang dikenal sebagai karbon dioksida yang diperkuat. "Perumpamaan ahli di lapangan akan menyisir data untuk memastikan bahwa perisai penahan panas tetap dalam kondisi baik," lanjut pernyataan NASA.
Pemeriksaan tersebut merupakan operasi standar untuk memastikan apakah ada kerusakan pada perisai penahan panas saat pesawat melakukan penerbangannya." ungkap NASA.
Mengingat tahun 2003 yang lalu pesawat luar angkasa Columbia hancur saat masuk kembali ke atmosfer bumi dan para ahli menyimpulkan bahwa keadaan tersebut akibat perisai penahan panas pada sayap pesawat itu rusak.
0 Comments:
Post a Comment