Energi dari ledakan dahsyat itu terus diamati selama dua setengah bulan berikutnya.
"Ini benar-benar berbeda dari peristiwa ledakan yang pernah kita amati sebelumnya," ujar salah satu peneliti Joshua Bloom sebagaimana dikutip Straits Times.
Cahaya dari konstelasi Draco tertangkap secara cepat oleh satelit Swift milik NASA, yang berupaya mengungkap misteri ledakan kuat di alam semesta yang dikenal sebagai ledakan sinar gamma. Beberapa hari kemudian, Dr Bloom menginformasikan para koleganya bahwa ledakan itu "mungkin saja bukan ledakan sinar gamma sama sekali."
Pernyataan Bloom ikut diperkuat oleh penganatan lebih dekat data dari satelit maupun observasi oleh teleskop Hubble Space dan Chandra X-ray. Ternyata ledakan itu berasal dari sebuah bintang dengan ukuran yang hampir sama dengan matahari sedang 'ditelan' di galaksi sejauh 3.8 milar tahun cahaya.
"Kami pikir kejadian ini terdekteksi ketika peristiwa itu menghasilkan cahaya paling terang. Dan jika benar sebuah bintang tengah dicabik-cabik oleh lubang hitam raksasa, kami rasa hal itu tidak akan pernah terjadi lagi di galaksi ini," ujar Bloom.
Energi yang muncul dari sinar gamma yang disebut Sw 1644+57 itu diperkirakan muncul pada tanggal 24 atau 25 Maret lalu, masih memancarkan cahaya. Namun cahaya itu diperkirakan memudar secara perlahan hingga 2012 mendatang.
Bloom menyimpulkan, "Ledakan ini menghasilkan sejumlah energi besar dalam periode yang cukup lama. Dan kejadian seperti ini masih terus berlangsung hingga dua setengah bulan berikutnya. Karena ketika lubang hitam raksasa menyobek bintang itu, massa di sekelilingnya berputar seperti air yang mengalir ke lubang pembuangan. Dan proses perputaran ini melepaskan banyak energi."
0 Comments:
Post a Comment