Krisis bocornya reaktor nuklir di provinsi (prefektur) Fukushima, Jepang, belum berakhir. Bahkan muncul kabar air radiasi tingkat tinggi dari sejumlah reaktor nuklir di kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Fukushima - yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami dua pekan lalu - telah bocor keluar.
Menurut kantor berita Associated Press - dengan mengutip keterangan dari pengelola PLTN, Tokyo Electric Power Co. - air dengan kandungan radiasi tinggi ditemukan di bangunan reaktor Unit 1. Fukushima terletak lebih dari 200 km sebelah utara Tokyo.
Genangan air juga ditemukan di bangunan Unit 2 dan 4. Pengelola menduga bahwa air itu juga mengandung radioaktif tingkat tinggi.
Reaktor unit 3 juga dikhawatirkan bakal mengalami masalah serupa. Kekhawatiran itu muncul setelah dua pekerja menderita luka bakar setelah mengarungi genangan air, yang sudah tercemar radioaktif 10.000 kali lebih besar dari kadar normal, yang biasa ditemukan di air atau di sekitar reaktor, demikian menurut penjelasan Badan Keselamatan Nuklir dan Industri Jepang (NISA).
Hari ini, 26 Maret 2011, tengah berlangsung upaya menginjeksi air bersih ke salah satu bangunan untuk mencegah melelehnya komponen inti reaktor nuklir, kata Hidehiko Nishiyama, juru bicara NISA. Namun, kalangan pejabat khawatir bahwa pekerjaan itu terganggu oleh ditemukannya air dengan level radiasi tingkat tinggi.
Kadar radioaktif pada air laut di sekitar PLTN, setelah diukur, ternyata sudah 1.250 kali lebih besar dari tingkat normal. "Ini kemungkinan berasal dari radiasi lewat udara yang bersumber dari sejumlah reaktor yang rusak dan aliran air dari PLTN," kata Nishiyama.
Ancaman itu telah disadari oleh Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan, Jumat kemarin. "Situasi hari ini di PLTN Fukushima Dai-ichi masih sangat rawan dan serius. Kami masih harus waspada," kata Kan.
Sementara itu, pemerintah telah mengevakuasi penduduk di sektar PLTN dengan radius hingga 20 kilometer (km). Mereka yang tinggal pada radius hingga 30 km dari PLTN juga harus tinggal di dalam rumah. Sedangkan pemerintah Amerika Serikat (AS) menyarankan agar warga jangan berada di radius 80 km dari PLTN.
Namun, penduduk lokal yang masih menetap antara 20 hingga 30 km dari PLTN kini terancam kekurangan kebutuhan pokok dan air bersih. Maka, mereka dipersilakan mengungsi. "Kami tidak memerintahkan mereka untuk pergi. Namun, kami sudah berkata kepada penduduk, bahwa kami akan membantu mereka untuk pergi secara sukarela," kata pejabat Fukushima, Takeshi Ishimoto.
Dalam dua pekan terakhir, jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami di timur laut Jepang sebanyak 10.151 jiwa. Polisi Jepang juga menyatakan 17.000 orang masih dinyatakan hilang.
0 Comments:
Post a Comment