Banyak faktor yang menyebabnya anorgasmia seperti obat Celexa, Zoloft, dan Paxil dikenal sebagai SSRI atau selektif serotonin reuptake inhibitor yang sering digunakan untuk mengobati depresi, kegelisahan, dan penyakit mental lainnya. Seperti sebagian besar obat, mereka ini dapat memiliki efek samping.
SSRI memang dapat menurunkan produksi dopamin otak, neurotransmitter yang memberikan perasaan nyaman dan memperkuat keinginan seseorang untuk sekali lagi melakukan aksi yang membawa menuju kesenangan. Kadang-kadang masalah ini hilang sendiri, atau dapat diatasi dengan beralih ke antidepresan yang berbeda atau mengambil obat lain di samping SSRI.
Namun, sejumlah kecil orang mengalami disfungsi seksual pasca-SSRI (PSSD) yang berlangsung selama berhari-hari, minggu, bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah menghentikan penggunaan SSRI. Penyebab disfungsi ini tidak dipahami, seperti menghentikan SSRI memungkinkan produksi dopamine kembali normal.
Peneliti Belanda tentang orgasme bersama dengan orang lain, juga menjadi dasar untuk melanjutkan penelitian yang membantu perempuan yang anorgasmic. Dr Barry Komisaruk di Rutgers University saat ini meneliti perempuan yang anorgasmic dan perempuan yang terus-menerus terangsang seksual tetapi tidak dapat mencapai orgasme.
Perempuan yang masuk dalam kelompok terakhir masing-masing dimasukkan ke dalam scanner MRI sehingga aktivitas otak mereka bisa terlihat di monitor. Scan otak mereka menunjukkan bahwa pikiran otak mereka faktanya memang terus-menerus diransang oleh seksual. Para wanita kemudian menggunakan citra dan latihan neurofeedback lainnya untuk menenangkan otak mereka.
Dr Komisaruk percaya bahwa perempuan anorgasmic juga bisa belajar membaca dan bereaksi terhadap aktivitas di otak mereka untuk mencoba mencapai orgasme.
Lain halnya dengan non-genital Orgasms, beberapa orang dapat orgasme dari sentuhah di tempat lain pada tubuh, seperti puting. Dalam hal ini, para peneliti percaya bahwa sensasi di puting ditransmisikan ke wilayah yang sama dari otak yang menerima informasi dari alat kelamin.
Selain itu ada juga orang yang dilaporkan benar-benar merasakan orgasme di bagian lain dari tubuh mereka, termasuk tangan dan kaki mereka. Beberapa orang bahkan digambarkan memiliki orgasme di kaki. Salah satu alasan mungkin tata letak kortikal homunculus, sebuah peta yang menunjukkan perbedaan tempat dari sensor di otak dan motorik sesuai dengan organ-organ dan anggota tubuh.
Seseorang yang merasakan orgasme di kaki, misalnya, mungkin telah mengalami pemetaan indra karena kaki terletak di sebelah alat kelamin di homunculus. Kaki tidak lagi untuk memberikan sensasi, sehingga sensasi di area genital mengambil alihnya.
0 Comments:
Post a Comment