AlgoritmaNews Adalah Situs Berita Perkembangan Teknologi Terkini Yang Ter Update Setiap Hari | Mulai Dari Berita Teknoligi, Sains, Perbintangan, NASA, Satelit, Tips Trik Mengatasi Masalah Yang Terjadi Pada Prangkat Teknologi dan Masih Banyak Info Menarik Lainya.
Promo Web Hosting 500mb Bw Unlimited Cuma Rp.50rb Untuk 10 Pendaftar Pertama Order disini

Video Game Kekerasan Tak Pengaruhi Anak?

By. AlgoritmaNews - Video game kekerasan dipercaya dapat membuat anak menjadi agresif dan peka untuk bertindak yang menggambarkan kekerasan. Namun anggapan tersebut tak berlaku dalam penelitian yang dilakukan di Kanada.

Dalam laporan penelitian sebelumnya, video game kekerasan dapat menyebabkan perilaku yang lebih agresif dan lekas marah, selain lebih peka untuk kekerasan.

Namun para peneliti Kanada membandingkan pemain dan bukan pemain. Hasilnya mereka menemukan untuk jangka panjang, pemain hanya mungkin mengingat gambar negatif setelah menjalani tes memori. Hasil ini memiliki tingkat yang sama dalam reaksi emosi terhadap gambar bagi yang bukan pemain.

"Orang-orang yang bermain video game, tidak berbeda di dalam memori. Dan gairah fisik tidak berbeda antara pemain dan bukan pemain. Dan tidak ada perbedaan dalam cara masing-masing kelompok setelah melihat foto negatif atau kekerasan," kata penulis studi, Holly Bowen, yang juga seorang kandidat doktor di departemen psikologi di Ryerson University di Toronto seperti yang dikutip USAToday.

Menurut informasi latar belakang penelitian ini, video game kekerasan berbeda dengan kekerasan di televisi atau film. Alasannya, orang bermain game secara aktif terlibat dalam agresi tersebut, dan dalam beberapa permainan menerima imbalan dan insentif untuk melakukan tindak kekerasan virtual.

"Sebagian besar penelitian tentang video game kekerasan, para pemain ini diuji sesegera mungkin setelah mereka bermain game dan mungkin tidak mencerminkan efek jangka panjang," ujar Bowen.

Untuk menilai apakah video game kekerasan mempengaruhi otak jangka panjang, Bowen dan koleganya, Julia Spaniol, merekrut 122 mahasiswa program sarjana psikologi untuk berpartisipasi dalam studi mereka pada memori emosi.

"Memori emosi adalah bagian sangat penting dari fungsi kognitif Anda. Jika Anda tidak ingat situasi negatif atau berbahaya, Anda tidak bisa belajar dari mereka dan menghindarinya di masa mendatang," kata Bowen.

Sebanyak 96 relawan penelitian adalah perempuan, dan usia rata-rata adalah 19 tahun. 45 Orang dalam kelompok bermain video game selama enam bulan. 77 sisanya tidak memiliki eksposur permainan video.

Kedua pemain pria dan wanita dilaporkan bermain Grand Theft Auto, Final Fantasy dan NHL (National Hockey League). "Pria juga termasuk dalam permainan perkelahian dalam lima besar. Wanita lebih suka bermain Guitar Hero dan Rock Band atau permainan go-kart Mario Kart dibanding video kekerasan," menurut penelitian ini.

Para peneliti menunjukkan 150 gambar yang positif, netral, dan negatif untuk para relawan penelitian. Bowen mengatakan beberapa gambar adalah kekerasan dan pengganggu, seperti gambar orang memegang senjata ke kepala wanita. Satu jam kemudian, para peneliti menunjukkan gambar lagi ke relawan penelitiani, tapi secara acak dicampur dalam gambar tambahan.

Hasilnya, mereka tidak menemukan perbedaan ingatan antara kedua kelompok. Dan, para pemain dan non-pemain melaporkan tingkat yang sama dari rangsangan fisik dari gambar, dan menggambarkan perasaan yang sama bila melihat foto.

Bowen mengatakan, penelitian ini tidak dapat secara pasti mengatakan bahwa video game kekerasan tidak membuat orang peka untuk melakukan kekerasan. "Ini tidak memberikan sepotong teka-teki, dan mungkin, permainan video tidak memiliki efek jangka panjang pada kognisi dan memori."

Sementara itu, Dr Eric Hollander, seorang psikiater dari Montefiore Medical Center di New York City, mengatakan bahwa beberapa remaja mungkin lebih rentan terhadap kekerasan video game. "Remaja yang tidak mendapatkan imbalan yang memadai mungkin rentan terhadap imbalan yang diperoleh dari perilaku berisiko, seperti video game atau kecanduan judi."

"Dengan agresif video game, remaja mendapatkan gairah tingkat tinggi dan imbalan yang tidak mungkin mereka dapatkan dengan permainan lainnya, dan mereka mungkin mulai mengembangkan minat yang lebih terbatas untuk satu jenis permainan," jelasnya, seraya menambahkan bahwa peringatan untuk orangtua jika mereka melihat anak mereka menjadi kurang terlibat dalam kegiatan-kegiatan lain untuk menikmati, dan mereka hanya bermain permainan video jenis tertentu.

0 Comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

Loading..

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More